Kamis, 16 Juli 2009

Keluarga Sakinah Mawadah Warahma

Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahma itulah ucapan dan doa yang banyak diterima ketika kita melangsungkan pernikahan. Tapi pernah ga kita memikirkan gmn sih caranya bisa menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahma? Apakah cukup hanya dengan sholat lima waktu saja.
Beberapa lama aku memikirkannya sampai akhirnya aku menyimpulkan keluarga sakinah mawadah warahma tidak serta merta datang dgn sendirinya dan pastinya kita harus mengusahakannya. Betul tidak. Tapi usaha yang seperti apa? Diri manusia itu terdiri dari raga dan ruh. Untuk menjadi orang yg sehat lahir batin pun berarti kedua hal tersebut harus dijaga, salah satunya adalah dengan memberikan makanan yang sehat baik raga maupun ruh. kalo makanan untuk raga mungkin bisa jd sudah cukup berlebih apalagi yg tinggal di Jakarta dan hobi wisata kuliner. Tp seringkah kita memperhatikan makanan untuk ruh ini? Ibadah yg selama ini kita lakukan selama berumahtangga mungkin hanya sholat lima waktu, untuk baca Al-Quran tiap hari pun sangat berat dengan alasan waktu. Sholat jamaah dapat dihitung dgn berbagai alasan, apalagi menghadiri tajlis ilmu. Mungkin hampir ga pernah. Jika kita menginginkan keluarga ini menjadi keluarga yg dirahmati Allah SWT tapi kita tidak mengusahakannya mungkin itu semua hanya angan2 saja akan terbentuk.
Apakah dengan berumahtangga itu akan mengurangi ibadah vertikal kita? Dan dapatkah itu diganti dgn ibadah horizontal kita? Yang kumaksud dalam hal ini apakah ibadah-ibadah yang langsung dapat digantikan dgn kehidupan sosial? kalo aku pribadi berpendapat itu ga bisa menggantikan. Jd ya semua harus berjalan. Mengharapkan ibdah ketika bujang dapat ditingkatkan setelah berumahtangga bukan tambah menurun seperti sekarang ini. Mengharapkan dengan keberadaan seorang imam dapat membimbingku belajar ilmu agama dan menjadi orang yang lebih baik dapat selalu sholat jamaah dan lebih menyenangkan lagi dapat sholat tahajud bersama. Oh indahnya dunia. Lebih mengenal dan mencintai Allah sehingga bisa membimbing anak menjadi anak yang sholihah dan sholeh. Karena jika mengharapkan anak kita sholihah dan sholeh maka kitapun sebagai orang tua juga harus menjadi orang yang sholihah dan sholeh. Mengharapkan dapat saling menghargai pasangan masing2 dan media untuk mencintai keluarga pasangan dengan terjalinnya komunikasi yang baik. Amin. Semoga Allah menunjukkan yg terbaik untukku.
Mungkin tata bahasanya kacau karena hatiku pun sedang gundah gulana. Pgn pulang oii..... kangen Malang pingin makan rujak, pangsit mie depan rumah, n pingin makan menjes. Hmmmmmmm enaknya. Barusan telp maskapai ternyata udah penuh yg ke Malang dan untuk baliknya aja harganya udah 1 jt lebih. Oh tidak. Btp jauhnya Malang. Sering terpikir kapan lagi bisa ngunjungin orang tua sebagai bakti anak. Masa orang tua mlulu yg ngunjungi anaknya n anaknya cuma lebaran doang sih..... Kasihan kan ortu sekarang tingga berdua aja.

Tidak ada komentar: